Prespektif Islam tentang Virus Corona Covid -19 dan penangulanganya.
Covid 19, apakah salah satu pertanda zaman akhir?
mungkin pertanyaan tersebut ada dalam benak kita, jawabanya bisa iya ,namun Wallahu 'alam ,hanya Allah yang tahu segalanya.
Mewabahnya Virus corona telah menyebabkan kecemasan yang luar biasa ,ketakutan ada dimana- mana.
Bagaimana seharusnya kita menyikapinya sebagai seorang muslim?
Berikut Ulasan tentang Prespektif Islam tentang Virus Corona Covid -19 dan penangulanganya.
Wabah atau terjangkitnya suatu daerah oleh penyakit, seperti Covid-19 Corona Virus ini masuk dalam kategori al-Wabaa' / Wabah, persebaran virus ini begitu cepat meluas serta dalam penularannyapun begitu mudah.
Terciptanya Wabah penyakit seprti virus corona ini, tidak lepas dari perbuatan Manusia sebagai khalifah di Bumi, Manusia sebagai khalifah dibumi memiliki tugas mulia dan misi besar untuk di jalankan di muka bumi, agar selalu tunduk ,sebagai makhluk Allah. sebagaimana dikemukakan dengan jelas di dalam ayat Al-Qur’an, QS. Az-Zariyat (51) ayat 56:
ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍﻟْﺎِﻧْﺲَ ﺍِﻟَّﺎ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭْﻥِ
Artinya :
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.
Dengan Munculnya wabah didunia antara lain disebabkan karena banyaknya kemaksiatan dan kemungkaran yang dilakukan oleh manusia ,seolah tidak lagi ada batasan yang dianjurkan Agama sehingga melakukanya dengan terang - terangan.
Hal Ini berdasarkan sabda Nabi saw :
لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا
Artinya :
“Tidaklah fahisyah (perbuatan keji) tersebar pada suatu kaum kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan, kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka wabah penyakit tha’un dan berbagai penyakit yang belum pernah terjadi pada kaum sebelum mereka.” (HR. Ibnu Majah)
Agama Islam Mengajarkan kita dalam menyikapi atau menghadapi Wabah seperti Virus Corona ini dengan menggunakan prespektif Islam itu sendiri, yaitu dari segi Aqidah, dan Fiqih.
Dari prespekrif Aqidah Islam :
Bahwa setiap Muslim Wajib mempercayai jika segala sesuatu Di muka Bumi Ini adalah atas kehendak Allah SWT, hanya dengan seizin Allah sesuatu apapun dapat menimbulkan dampak pada kehidupan didunia hingga akhirat.
maka bukan hanya potensi kerugian yang datang melainkan potensi kematian, bagi diri sendiri atau orang lain. Karena itulah maka seharusnya kewaspadaan perlu diutamakan.
Dari segi aqidah, memang tak ada yang dapat menyebabkan orang menjadi sakit kecuali Allah. Dari sudut pandang aqidah inilah Rasulullah bersabda:
ﺃَﻥَّ ﺃَﺑَﺎ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﺎ ﻋَﺪْﻭَﻯ ﻭَﻟَﺎ ﺻَﻔَﺮَ ﻭَﻟَﺎ ﻫَﺎﻣَﺔَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺃَﻋْﺮَﺍﺑِﻲٌّ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻤَﺎ ﺑَﺎﻝُ ﺇِﺑِﻠِﻲ ﺗَﻜُﻮﻥُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﻣْﻞِ ﻛَﺄَﻧَّﻬَﺎ ﺍﻟﻈِّﺒَﺎﺀُ ﻓَﻴَﺄْﺗِﻲ ﺍﻟْﺒَﻌِﻴﺮُ ﺍﻟْﺄَﺟْﺮَﺏُ ﻓَﻴَﺪْﺧُﻞُ ﺑَﻴْﻨَﻬَﺎ ﻓَﻴُﺠْﺮِﺑُﻬَﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻓَﻤَﻦْ ﺃَﻋْﺪَﻯ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻝَ
Artinya :
"Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidak ada 'adwa (meyakini bahwa penyakit tersebar dengan sendirinya, bukan karena takdir Allah), dan tidak ada shafar
(menjadikan bulan Shafar sebagai bulan haram atau keramat) dan tidak pula hammah
(reingkarnasi atau ruh seseorang yang sudah meninggal menitis pada hewan).' Lalu seorang Arab Badui berkata; "Wahai Rasulullah, lalu bagaimana dengan unta yang ada di pasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang kemudian datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia menularinya?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Siapakah yang menulari yang pertama'." (HR. al-Bukhari).
Secara aqidah, memang harus diyakini bahwa hanya Allah yang menentukan sakit tidaknya seseorang, seperti di hadits di atas. Pengamalan hadits itu adalah jangan sampai diyakini ada suatu penyakit atau wabah yang muncul di luar kehendak dan pengawasan Allah.
kita sebagai Muslim hanya berkewajiban untuk berusaha kemudian berserah diri terhadap semua ketentuan Allah Swt.
Dalam Hal ini tentu yang berhubungan dengan Wabah yang sedang menimpa Dunia yaitu Virus Corona covid 19, setelah dengan berbagai ikhtiar kita lakukan guna pencegahan virus cirona, hal selanjutnya adalah dengan berpasrah, berserah diri kpada Allah Swt. Karena semua Wabah atau penyakit dari Allah dan hanya Allah yang Maha Mampu untuk mengangkatnya.
Jika dilihat dari prespektif Fiqih, maka salah satu prinsip dasar dalam syariat adalah Menjaga Jiwa(Hifdzu nafs) Secara garis besar Hukum fikih adalah dorongan untuk menjaga keselamatan jiwa manusia dan melarang segala yang mengancamnya.
secara syariat kita untuk waspada dan berhati-hati dari Wabah dan sejenisnya. Rosul saw bersabda dalam hadits yg Shahih :
فر من المجذوم فرارك من الأسد
" Larikah kamu dari orang yang sakit kusta sebagaimana kau lari dari kejaran Harimau "
Nabi saw memerintahkan kita untuk sebisa mungkin menghindari wabah yang menular.
Fiqih syariat terhadap keselamatan Jiwa, Sebagai Contoh; seseorang yang memiliki luka, jika Air bisa membahayakan lukanya maka boleh bertayamum, seseorang yang sakit dibolehkan utk meninggalkan puasanya dan membayar dengan Qadha setelah sembuh, seseorang yang Khawatir akan keselamatan dirinya ( dari wabah atau lainnya ) dengan kekhawatiran yang berdasarkan keselamatan jiwa maka hukum syariat fikih menanamkan hukum qadha ( pengganti)
Sebuah penyakit Atau wabah Akan menjadi sebuah rahmat yang bisa menghapus dosa dan meninggikan drajat seseorang Muslim yang taat.
Sebaliknya, suatu Wabah saat menimpa ahli maksiat atau orang kafir maka penyakit tersebut adalah siksaan.
Nabi saw menjelaskan dalam sebuah Hadits," bahwa muslim yang wafat disebabkan karena Wabah, maka ia wafat sebagai Syahid"
Seorang Muslim yang Taat akan berserah diri kepada Allah, kembali kepada Allah, taubat, menangis di dalam sujud, mengemis dengan doa -doanya agar selalu diberikan perlindungan dariNya.
baca juga :Hukum dan tata cara shalat jumat
Covid-19 adalah Virus yang sangat berbahaya, dan juga menakutkan, tidak ada yang kebal dari virus Covid-19.
Hanya saja dampak dari virus ini terhadap kesehatan bersifat variatif, sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.
Virus ini berpotensi menular lebih besar pada Orang tua yang memiliki kekebalan tubuh rendah, bahkan bisa berdampak serius pada orang yang punya riwayat sakit gula dan ginjal jika terserang Covid-19.
Baca selengkapnya gejala terpapar virus corona dan langkah awal penaggulanganya
Covid-19 adalah virus yang tak terlihat, bahkan orang yg sudah terjangkitpun tidak langsung nampak gejalanya sehingga bisa menularkan kemana-mana tanpa mengetahui dirinya sakit.
Orang yang terkena Virus ini hanya bisa terdeteksi 14 hari setelahnya, namun kita bisa mengenalinya lewat gejala gejalanya.
Dari Hal itu ,proses Pencegahan atau mitigasi, perlu dan harus melibatkan Semua lapisan Masyarakat.
Dengan selalu berprilaku Hidup sehat, meningkatkan sistem Imun tubuh dengan asupan yang bergizi, social distancing juga diperlukan untk menjaga diri dan pencegahan penyebaran.
untuk menghentikan penyebaran Covid-19 yang sudah pada tahap sangat mengkhawatirkan ini.
Konsentrasi atau kerumunan massa harus dihindari sebisa mungkin, karena setiap konsentrasi massa meningkatkan potensi penularan tanpa disadari.
Lockdown.
Bahkan jika situasi mendesak,Lockdown bisa menjadi opsi yang dijalankan guna menghentikan penyebaran virus covid 19, tentunya dengan segala pertimbangan dan persiapan.
Nabi saw bersabda :
إذا سمعتم بالطاعون بأرض فلا تقدموا عليه وإذا وقع بأرض وأنتم بها فلا تخرجوا فرارا منه
Artinya: ”bila kalian mendengar penyakit (menular) Tha’un di sebuah tempat, maka janganlah mendatangi tempat itu. Dan jika penyakit itu terjadi di tempat sementara kalian berada di dalamnya (tempat penyakit itu) maka janganlah kalian lari (keluar)darinya.”
ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ " ﺍﻟﻄَّﺎﻋُﻮﻥُ ﺷَﻬَﺎﺩَﺓٌ ﻟِﻜُﻞِّ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ "
Artinya: "Rasulullah SAW mengatakan, kematian akibat wabah adalah syahid bagi tiap muslim." (HR Bukhari)
Yang demikian tadi bukanlah bentuk ketakutan atau kepasrahan semata, bukan pula bentuk kurangnya tawakkal atau lemahnya Iman, namun lebih tepatnya menjalankan syariat, sebab hukum syariat juga mengajarkan jika syariat berkaitan dengan hukum sebab - akibat atau dengan kata lain adalah bentuk Ikhtiar disertai degan kepasrahan kepada Allah SWT.
Dan Dalam prespektif Adab menuntut kita agar tidak panik berlebihan, hindarilah sifat tamak dengan menimbun kebutuhan,atau memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan materi pribadi dari bencana yang menimpa, justru kita harus saling membantu mereka yang sedang dalam kesulitan dengan segala kemampuan, maka dari sini Adab seseorang bisa terlihat dari Akhlaqnya.
Dengan menyeimbangkan antara Ikhtiar, Tawakal dan akhlak ,ingsyaAllah segala sesuatu bisa kita lewati dengan aman dan mudah.
Demikian Sekilas prespektif Islam dalam hal menyikapi satu Wabah seperti yang terjadi sekarang ini Yaitu wabah Vurus Corona yang dikenal covid 19.
semoga menjadikan kemaslahatan bagi Umat islam di seluruh Dunia .
Sebagai pelengkap berikut kami hadirkan Aamalan Hizib penolak wabah :
ﺍَﻟﻠﻪُ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﺭَﺑُﻨَﺎ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﻗَﺼَﺪْﻧَﺎ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﻭَﺟَﺪْﻧَﺎ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﻟِﻜُﻞٍ ﻛَﺎﻑٍ ﻛَﻔَﻨَﺎ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﻭَﻧِﻌْﻢَ ﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪِ، ﺣَﺴْﺒُﻨَﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟْﻮَﻛِﻴْﻞُ ﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟْﻤَﻮْﻟٰﻰ ﻭَﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟﻨَﺼِﻴْﺮُ
Artinya :
Allah Dzat yang Maha Mencukupkan, Tuhan kami yang Maha Mencukupkan, kami bermaksud kepada Dzat yang Maha Mencukupkan, kami dapati Dzat yang Maha Mencukupkan, kepada setiap sesuatu yang mencukupkan telah mencukupkan kepada kami Dzat yang Maha Mencukupkan dan Dia-lah sebaik-baik Dzat yang Maha Mencukupkan, segala puji bagi Allah, Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
ﻣَﻮْﻟَﺎﻱَ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﺩَﺍﺋِﻤًﺎ ﺃَﺑَﺪًﺍ
ﻋَﻠَﻰ ﺣَﺒِﻴْﺒِﻚَ ﺧَﻴْﺮِ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﻛُﻠِّﻬِﻢِ
ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﺒِﻴْﺐُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗُﺮْﺟَﻰ ﺷَﻔَﺎﻋَﺘُﻪُ
ﻟِﻜُﻞِّ ﻫَﻮْﻝٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄَﻫْﻮَﺍﻝِ ﻣُﻘْﺘَﺤَﻢِ ﻳَﺎ ﺭَﺏِّ ﺑِﺎﻟْﻤُﺼْﻄَﻔَﻰ ﺑَﻠِّﻎْ ﻣَﻘَﺎﺻِﺪَنا
ﻭَﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻣَﺎ ﻣَﻀَﻰ ﻳَﺎ ﻭَﺍﺳِﻊَ ﺍﻟْﻜَﺮَﻡِ
“Maulaya shalli wa sallim da’iman abada . ‘ala habibika khairil khalqi kullihimi. Huwal habibul ladzi turja syafa’atuhu . likulli haulin minal ahwali muqtahami. Ya rabbi bil mushthafa balligh maqashidana waghfir lana ma madla ya wasi’al karami.”
Artinya :
Wahai Tuanku, selalu curahkan rahmat dan salam selamanya Kepada kekasih-Mu, sebaik-baik makhluk semuanya. Beliau itu seorang kekasih yang diharapkan syafaatnya. Ketika terjadi segala ketakutan, yang orang-orang terjebak di dalamnya. Wahai Tuhan kami, dengan bertawasul kepada orang pilihan-Mu, sampaikan semua maksud kami . Dan ampuni semua dosa kami yang telah berlalu, wahai Zat Yang Maha Luas Kemurahan/kedermawanan-Nya.
Bacalah Hizib atau Doa diatas ,sebagai pelengkap ikhtiar kita dalam mencegah Virus Corona Covid 19.
Baca juga :Doa Agar terhindar Dari Virus Covid 19 dan wabah lainya
Wallahu 'Alam
Covid 19, apakah salah satu pertanda zaman akhir?
mungkin pertanyaan tersebut ada dalam benak kita, jawabanya bisa iya ,namun Wallahu 'alam ,hanya Allah yang tahu segalanya.
Mewabahnya Virus corona telah menyebabkan kecemasan yang luar biasa ,ketakutan ada dimana- mana.
Bagaimana seharusnya kita menyikapinya sebagai seorang muslim?
Berikut Ulasan tentang Prespektif Islam tentang Virus Corona Covid -19 dan penangulanganya.
Wabah atau terjangkitnya suatu daerah oleh penyakit, seperti Covid-19 Corona Virus ini masuk dalam kategori al-Wabaa' / Wabah, persebaran virus ini begitu cepat meluas serta dalam penularannyapun begitu mudah.
Terciptanya Wabah penyakit seprti virus corona ini, tidak lepas dari perbuatan Manusia sebagai khalifah di Bumi, Manusia sebagai khalifah dibumi memiliki tugas mulia dan misi besar untuk di jalankan di muka bumi, agar selalu tunduk ,sebagai makhluk Allah. sebagaimana dikemukakan dengan jelas di dalam ayat Al-Qur’an, QS. Az-Zariyat (51) ayat 56:
ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍﻟْﺎِﻧْﺲَ ﺍِﻟَّﺎ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭْﻥِ
Artinya :
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.
Dengan Munculnya wabah didunia antara lain disebabkan karena banyaknya kemaksiatan dan kemungkaran yang dilakukan oleh manusia ,seolah tidak lagi ada batasan yang dianjurkan Agama sehingga melakukanya dengan terang - terangan.
Hal Ini berdasarkan sabda Nabi saw :
لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا
Artinya :
“Tidaklah fahisyah (perbuatan keji) tersebar pada suatu kaum kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan, kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka wabah penyakit tha’un dan berbagai penyakit yang belum pernah terjadi pada kaum sebelum mereka.” (HR. Ibnu Majah)
Agama Islam Mengajarkan kita dalam menyikapi atau menghadapi Wabah seperti Virus Corona ini dengan menggunakan prespektif Islam itu sendiri, yaitu dari segi Aqidah, dan Fiqih.
Dari prespekrif Aqidah Islam :
Bahwa setiap Muslim Wajib mempercayai jika segala sesuatu Di muka Bumi Ini adalah atas kehendak Allah SWT, hanya dengan seizin Allah sesuatu apapun dapat menimbulkan dampak pada kehidupan didunia hingga akhirat.
maka bukan hanya potensi kerugian yang datang melainkan potensi kematian, bagi diri sendiri atau orang lain. Karena itulah maka seharusnya kewaspadaan perlu diutamakan.
Dari segi aqidah, memang tak ada yang dapat menyebabkan orang menjadi sakit kecuali Allah. Dari sudut pandang aqidah inilah Rasulullah bersabda:
ﺃَﻥَّ ﺃَﺑَﺎ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﺎ ﻋَﺪْﻭَﻯ ﻭَﻟَﺎ ﺻَﻔَﺮَ ﻭَﻟَﺎ ﻫَﺎﻣَﺔَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺃَﻋْﺮَﺍﺑِﻲٌّ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻤَﺎ ﺑَﺎﻝُ ﺇِﺑِﻠِﻲ ﺗَﻜُﻮﻥُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﻣْﻞِ ﻛَﺄَﻧَّﻬَﺎ ﺍﻟﻈِّﺒَﺎﺀُ ﻓَﻴَﺄْﺗِﻲ ﺍﻟْﺒَﻌِﻴﺮُ ﺍﻟْﺄَﺟْﺮَﺏُ ﻓَﻴَﺪْﺧُﻞُ ﺑَﻴْﻨَﻬَﺎ ﻓَﻴُﺠْﺮِﺑُﻬَﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻓَﻤَﻦْ ﺃَﻋْﺪَﻯ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻝَ
Artinya :
"Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidak ada 'adwa (meyakini bahwa penyakit tersebar dengan sendirinya, bukan karena takdir Allah), dan tidak ada shafar
(menjadikan bulan Shafar sebagai bulan haram atau keramat) dan tidak pula hammah
(reingkarnasi atau ruh seseorang yang sudah meninggal menitis pada hewan).' Lalu seorang Arab Badui berkata; "Wahai Rasulullah, lalu bagaimana dengan unta yang ada di pasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang kemudian datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia menularinya?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Siapakah yang menulari yang pertama'." (HR. al-Bukhari).
Secara aqidah, memang harus diyakini bahwa hanya Allah yang menentukan sakit tidaknya seseorang, seperti di hadits di atas. Pengamalan hadits itu adalah jangan sampai diyakini ada suatu penyakit atau wabah yang muncul di luar kehendak dan pengawasan Allah.
kita sebagai Muslim hanya berkewajiban untuk berusaha kemudian berserah diri terhadap semua ketentuan Allah Swt.
Dalam Hal ini tentu yang berhubungan dengan Wabah yang sedang menimpa Dunia yaitu Virus Corona covid 19, setelah dengan berbagai ikhtiar kita lakukan guna pencegahan virus cirona, hal selanjutnya adalah dengan berpasrah, berserah diri kpada Allah Swt. Karena semua Wabah atau penyakit dari Allah dan hanya Allah yang Maha Mampu untuk mengangkatnya.
Jika dilihat dari prespektif Fiqih, maka salah satu prinsip dasar dalam syariat adalah Menjaga Jiwa(Hifdzu nafs) Secara garis besar Hukum fikih adalah dorongan untuk menjaga keselamatan jiwa manusia dan melarang segala yang mengancamnya.
secara syariat kita untuk waspada dan berhati-hati dari Wabah dan sejenisnya. Rosul saw bersabda dalam hadits yg Shahih :
فر من المجذوم فرارك من الأسد
" Larikah kamu dari orang yang sakit kusta sebagaimana kau lari dari kejaran Harimau "
Nabi saw memerintahkan kita untuk sebisa mungkin menghindari wabah yang menular.
Fiqih syariat terhadap keselamatan Jiwa, Sebagai Contoh; seseorang yang memiliki luka, jika Air bisa membahayakan lukanya maka boleh bertayamum, seseorang yang sakit dibolehkan utk meninggalkan puasanya dan membayar dengan Qadha setelah sembuh, seseorang yang Khawatir akan keselamatan dirinya ( dari wabah atau lainnya ) dengan kekhawatiran yang berdasarkan keselamatan jiwa maka hukum syariat fikih menanamkan hukum qadha ( pengganti)
Sebuah penyakit Atau wabah Akan menjadi sebuah rahmat yang bisa menghapus dosa dan meninggikan drajat seseorang Muslim yang taat.
Sebaliknya, suatu Wabah saat menimpa ahli maksiat atau orang kafir maka penyakit tersebut adalah siksaan.
Nabi saw menjelaskan dalam sebuah Hadits," bahwa muslim yang wafat disebabkan karena Wabah, maka ia wafat sebagai Syahid"
Seorang Muslim yang Taat akan berserah diri kepada Allah, kembali kepada Allah, taubat, menangis di dalam sujud, mengemis dengan doa -doanya agar selalu diberikan perlindungan dariNya.
baca juga :Hukum dan tata cara shalat jumat
Covid-19 adalah Virus yang sangat berbahaya, dan juga menakutkan, tidak ada yang kebal dari virus Covid-19.
Hanya saja dampak dari virus ini terhadap kesehatan bersifat variatif, sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.
Virus ini berpotensi menular lebih besar pada Orang tua yang memiliki kekebalan tubuh rendah, bahkan bisa berdampak serius pada orang yang punya riwayat sakit gula dan ginjal jika terserang Covid-19.
Baca selengkapnya gejala terpapar virus corona dan langkah awal penaggulanganya
Covid-19 adalah virus yang tak terlihat, bahkan orang yg sudah terjangkitpun tidak langsung nampak gejalanya sehingga bisa menularkan kemana-mana tanpa mengetahui dirinya sakit.
Orang yang terkena Virus ini hanya bisa terdeteksi 14 hari setelahnya, namun kita bisa mengenalinya lewat gejala gejalanya.
Dari Hal itu ,proses Pencegahan atau mitigasi, perlu dan harus melibatkan Semua lapisan Masyarakat.
Dengan selalu berprilaku Hidup sehat, meningkatkan sistem Imun tubuh dengan asupan yang bergizi, social distancing juga diperlukan untk menjaga diri dan pencegahan penyebaran.
untuk menghentikan penyebaran Covid-19 yang sudah pada tahap sangat mengkhawatirkan ini.
Konsentrasi atau kerumunan massa harus dihindari sebisa mungkin, karena setiap konsentrasi massa meningkatkan potensi penularan tanpa disadari.
Lockdown.
Bahkan jika situasi mendesak,Lockdown bisa menjadi opsi yang dijalankan guna menghentikan penyebaran virus covid 19, tentunya dengan segala pertimbangan dan persiapan.
Nabi saw bersabda :
إذا سمعتم بالطاعون بأرض فلا تقدموا عليه وإذا وقع بأرض وأنتم بها فلا تخرجوا فرارا منه
Artinya: ”bila kalian mendengar penyakit (menular) Tha’un di sebuah tempat, maka janganlah mendatangi tempat itu. Dan jika penyakit itu terjadi di tempat sementara kalian berada di dalamnya (tempat penyakit itu) maka janganlah kalian lari (keluar)darinya.”
ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ " ﺍﻟﻄَّﺎﻋُﻮﻥُ ﺷَﻬَﺎﺩَﺓٌ ﻟِﻜُﻞِّ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ "
Artinya: "Rasulullah SAW mengatakan, kematian akibat wabah adalah syahid bagi tiap muslim." (HR Bukhari)
Yang demikian tadi bukanlah bentuk ketakutan atau kepasrahan semata, bukan pula bentuk kurangnya tawakkal atau lemahnya Iman, namun lebih tepatnya menjalankan syariat, sebab hukum syariat juga mengajarkan jika syariat berkaitan dengan hukum sebab - akibat atau dengan kata lain adalah bentuk Ikhtiar disertai degan kepasrahan kepada Allah SWT.
Dan Dalam prespektif Adab menuntut kita agar tidak panik berlebihan, hindarilah sifat tamak dengan menimbun kebutuhan,atau memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan materi pribadi dari bencana yang menimpa, justru kita harus saling membantu mereka yang sedang dalam kesulitan dengan segala kemampuan, maka dari sini Adab seseorang bisa terlihat dari Akhlaqnya.
Dengan menyeimbangkan antara Ikhtiar, Tawakal dan akhlak ,ingsyaAllah segala sesuatu bisa kita lewati dengan aman dan mudah.
Demikian Sekilas prespektif Islam dalam hal menyikapi satu Wabah seperti yang terjadi sekarang ini Yaitu wabah Vurus Corona yang dikenal covid 19.
semoga menjadikan kemaslahatan bagi Umat islam di seluruh Dunia .
Sebagai pelengkap berikut kami hadirkan Aamalan Hizib penolak wabah :
ﺍَﻟﻠﻪُ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﺭَﺑُﻨَﺎ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﻗَﺼَﺪْﻧَﺎ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﻭَﺟَﺪْﻧَﺎ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﻟِﻜُﻞٍ ﻛَﺎﻑٍ ﻛَﻔَﻨَﺎ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﻭَﻧِﻌْﻢَ ﻟْﻜَﺎﻓِﻰ ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪِ، ﺣَﺴْﺒُﻨَﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟْﻮَﻛِﻴْﻞُ ﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟْﻤَﻮْﻟٰﻰ ﻭَﻧِﻌْﻢَ ﺍﻟﻨَﺼِﻴْﺮُ
Artinya :
Allah Dzat yang Maha Mencukupkan, Tuhan kami yang Maha Mencukupkan, kami bermaksud kepada Dzat yang Maha Mencukupkan, kami dapati Dzat yang Maha Mencukupkan, kepada setiap sesuatu yang mencukupkan telah mencukupkan kepada kami Dzat yang Maha Mencukupkan dan Dia-lah sebaik-baik Dzat yang Maha Mencukupkan, segala puji bagi Allah, Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
ﻣَﻮْﻟَﺎﻱَ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﺩَﺍﺋِﻤًﺎ ﺃَﺑَﺪًﺍ
ﻋَﻠَﻰ ﺣَﺒِﻴْﺒِﻚَ ﺧَﻴْﺮِ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﻛُﻠِّﻬِﻢِ
ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﺒِﻴْﺐُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗُﺮْﺟَﻰ ﺷَﻔَﺎﻋَﺘُﻪُ
ﻟِﻜُﻞِّ ﻫَﻮْﻝٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄَﻫْﻮَﺍﻝِ ﻣُﻘْﺘَﺤَﻢِ ﻳَﺎ ﺭَﺏِّ ﺑِﺎﻟْﻤُﺼْﻄَﻔَﻰ ﺑَﻠِّﻎْ ﻣَﻘَﺎﺻِﺪَنا
ﻭَﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻣَﺎ ﻣَﻀَﻰ ﻳَﺎ ﻭَﺍﺳِﻊَ ﺍﻟْﻜَﺮَﻡِ
“Maulaya shalli wa sallim da’iman abada . ‘ala habibika khairil khalqi kullihimi. Huwal habibul ladzi turja syafa’atuhu . likulli haulin minal ahwali muqtahami. Ya rabbi bil mushthafa balligh maqashidana waghfir lana ma madla ya wasi’al karami.”
Artinya :
Wahai Tuanku, selalu curahkan rahmat dan salam selamanya Kepada kekasih-Mu, sebaik-baik makhluk semuanya. Beliau itu seorang kekasih yang diharapkan syafaatnya. Ketika terjadi segala ketakutan, yang orang-orang terjebak di dalamnya. Wahai Tuhan kami, dengan bertawasul kepada orang pilihan-Mu, sampaikan semua maksud kami . Dan ampuni semua dosa kami yang telah berlalu, wahai Zat Yang Maha Luas Kemurahan/kedermawanan-Nya.
Bacalah Hizib atau Doa diatas ,sebagai pelengkap ikhtiar kita dalam mencegah Virus Corona Covid 19.
Baca juga :Doa Agar terhindar Dari Virus Covid 19 dan wabah lainya
Wallahu 'Alam